Reuni Karya : Dua Ribu Enam Bercerita

Wacana ini berawal dari sebuah ‘obrolan warung kopi’ dimana beberapa angkatan 2006 merasa sudah lama ga ada buber atau reuni angkatan. Kebiasaan berkumpul akbar setiap tahun di masa-masa kuliah dulu tampaknya menimbulkan kenangan dan rasa rindu yang mendalam. Perbincangan kemudian bergulir membahas tiap-tiap individu dalam angkatan 2006, saling bertukar kabar soal ‘si anu kerja dimana’, ‘si anu baru aja nikah’, ‘si anu istrinya abis melahirkan’, dan deretan kabar-kabar ajaib lainnya. Perbincangan ini simpel, remeh, tapi penting perannya dalam mempersatukan angkatan 2006. Pertama, karena melalui obrolan inilah arus informasi tersampaikan, adanya update informasi secara personal dan berkala seperti ini menyambung tali silaturahmi, banyak teman yang tadinya tidak begitu dekat bisa jadi lebih dekat karena adanya pertukaran informasi semacam ini. Kedua, karena dalam percakapan ini interaksi yang terjadi adalah interaksi positif, saling bertukar kabar baik, saling mendoakan, dan saling memotivasi, sehingga energi yang dihasilkan pun positif. Energi positif semacam ini mempererat hubungan persaudaraan antara satu dengan yang lain.

Kembali ke wacana reuni, setelah melalui berbagai perbincangan, kami tampaknya satu visi, ingin membuat sebuah reuni yang sedikit berbeda, lebih terkonsep, dan lebih dipersiapkan secara matang. Kami pun mulai merumuskan beberapa konsep reuni yang beda dari taun-taun sebelumnya. Beberapa ide menarik muncul, kami pun semnagat untuk mengeksekusinya menjadi sebuah event nyata, namun, semangat kami sedikit meredup ketika penghitungan mengenai prosentase peserta mulai dikalkulasi. Faktor hari libur menjadi alasan utama, dimana hanya ada sedikit waktu yang memungkinkan untuk dilaksanakannya reuni. Faktor kedua adalah keluarga, dimana tidak dipungkiri, di usia sekarang, faktor keluarga sudah menjadi aspek penting yang harus ditaruh dalam skala prioritas. Hari-hari libur (terutama hari raya seperti lebaran) sudah pasti dialokasikan untuk hari keluarga, kemungkinan untuk bisa datang ke reunian semakin kecil.

Semangat kami meredup, tapi rasa rindu itu masih ada, maka kami kembali memutar kepala, mencoba mencari solusi dan kemungkinan. Dan seperti kata kutipan di lembar halaman buku tulis Sinar Dunia, “where there is a will, there is a way”, kami pun kembali mendapat konsep yang mungkin bisa di eksekusi menjadi tema reuni. Setelah mendedikasikan waktu untuk browsing dan kepo akun sosmed anak-anak 2006, kami mendapati banyak anak 2006 yang memiliki karya, baik itu berupa tulisan, gambar, atau fotografi, disamping itu, banyak juga angkatan 2006 yang rajin bercerita melalui sosial media. Cerita-cerita sederhana tentang hal sehari-hari, namun kadang bisa menyentuh, mengajak berfikir, kadang membuat tersenyum, memprovokasi, dll. Kami melihat ada energi positif dari apa yang dishare di sosial media oleh anak-anak 2006. Berbekal penemuan kami ini, maka kami memutuskan untuk membuat sebuah konsep Reuni Karya dengan tema : Dua Ribu Enam Bercerita.

Latar belakang dari konsep ini adalah, karena kecilnya kemungkinan untuk membuat reuni konvensional, maka, yang dikumpulkan adalah karya-karya milik anak-anak 2006, disatukan dalam sebuah pameran. Pameran akan dilaksanakan di Gedung Induk SMA N 1 (perijinan dan proposal sedang dalam proses pengerjaan), diharapkan adanya pameran ini menjadi platform untuk anak-anak 2006 bersilaturahmi, baik dengan sesama 2006, maupun litas angkatan lain. Adapun reuni konvensional kemungkinan akan tetap diadakan dengan jadwal  yang tentative (jadwal dan venue menyusul).

Tujuan Pameran ini adalah untuk memperkenalkan angkatan 2006 sebagai seorang individu, dan sebagai sebuah komunitas. Angkatan 2006 menurut kami, terdiri dari individu-individu yang unik, berkarakter, dan hidup dengan karakter uniknya tersebut, dengan kata lain, independent sebagai seorang individu. Tapi di sisi lain, masing-masing individu ini terkait satu-sama lain (interdenpendent) sehingga saling tarik-menarik dan membentuk sebuah entitas utuh, komunitas 2006. Dengan kata lain, masing-masing individu yang independent sekaligus interdependent. Pameran ini berusaha menyuguhkan energi positif dibalik semua iteraksi tersebut. Diharapkan dengan adanya pameran ini, siapapun yang melihatnya bisa termotivasi untuk mau menerima keunikan diri masing-masing, menghormati keunikan orang lain, dan kemudian tergerak untuk menyatukan keunikan masing-masing kedalam sebuah komunitas yang solid dan kuat.

Kontent Pameran  akan berisi karya-karya milik anak-anak 2006. Bagi yang memiliki karya, apa saja, bisa lukisan, gambar, ilustrasi, puisi, prosa, fotografi, cerita-cerita traveling, pengalaman hidup, atau karya seni lain seperti typografi, instalasi, seni kriya, atau karya apapun yang bisa masuk ke dalam 2 aspek “2006” dan “bercerita”. Lalu untuk yang tidak atau belum punya karya bagaimana?? Masih ada waktu satu bulan untuk proses pembuatan karya, atau, bagi yang tidak punya waktu karena sibuk dengan profesinya, mungkin bisa mengirimkan foto selfie, beserta sedikit deskripsi mengenai profesi atau kegiatannya saat ini. Kumpulan foto nantinya akan dibuat menjadi sebuah instalasi. Bayangkan saja ada ratusan foto selfie dengan ratusan cerita mengenai profesi, tentu ini akan sangat menarik. Diharapkan melalui foto-foto selfie ini audience akan bisa lebih mengenal individu2 yang ada di angkatan 2006 dan apa yang mereka lakukan.

Karya-karya yang dipamerkan juga akan dilelang bagi siapapun yang ingin memiliki. Hasil penjualan karya akan dikumpulkan dan disumbangkan ke badan amal atau ke pihak-pihak yang membutuhkan.

Sistem Pendanaan pameran akan menggunakan metode crowd funding dengan cara menjual kaos. Keuntungan yang didapat dari kaos akan digunakan untuk mendanai proses penggarapan pameran. Jika nanti hasil pengumpulan dana belum menutup biaya operasional, maka akan dipungut iuran dari teman-teman yang berpartisipasi dalam pameran, jika dana tersisa, maka akan ditambahkan ke dana sumbangan.

Timeline Pameran :

1 Mei – 31 Mei 2015               :           Masa Pembuatan Karya

1 Juni – 9 Juni 2015                :           Masa Pengiriman Karya

11 Juni – 16 Juni 2015            :           Masa Pemasangan Karya

17 Juni – 30 Juli 2015             :           Masa Pameran

Ini masih draft konsep, bantu kasih feedback ya gaess…

3 thoughts on “Reuni Karya : Dua Ribu Enam Bercerita

  1. Mas Shirom, apa memungkinkan kalo masa pembuatan karya bisa diperpanjang?
    Alasan pertama tentu adalah waktu. Bagi kawan2 yg weekday nya didedikasikan penuh untuk bekerja seperti saya, bisa dibilang hanya punya 4 kali weekend atau 8 hari utk mempersiapkan karya. Itu belum kalo ada urusan lain. Meskipun memang betul, karya tak pernah akan bisa dibatasi oleh waktu. Setiap saat kita bisa berkarya.
    Yang kedua adalah hasil karya yg ingin dipamerkan. Bagi saya walaupun ini hanya sekedar pameran reuni, tp kualitas lbh penting drpd kuantitas. Mengemas sesuatu dg lebih matang, terencana, dan apik tentunya akan menimbulkan kesan yg lebih dalam.

    Itu saja masukan dr sy mas bro.

Leave a reply to rosaamalia Cancel reply